Plastic Is A Killer
Dimulai dari keresahan diri saya sendiri melihat banyak nya sampah yang ada di lingkungan sekitar terlebih lagi di laut. Laut indonesia yang seharusnya bisa kita pandang sebagai sebuah ‘keindahan’ sekarang berubah menjadi lautan sampah. Sampah tersebut berada baik di pinggir laut (daerah Pantai) maupun di tengah laut. Hal tersebut terjadi karena banyak nya sampah yang datang dari darat dan yang membuang nya langsung ke laut. Kontribusi sampah di laut dalam jumlah banyak ini akan sangat menggangu ekosistem di laut tersebut dan banyak hal buruk yang akan terjadi lainnya.
Sebagai negara ke-5 penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut, berdasarkan statistik dari DATABOX persebaran sampah terbanyak di laut indonesia pada 2020, 35,5% adalah sampah plastik. Sampah plastik yang menjadi polusi di laut sekarang ini terbagi menjadi 2 ukuran yaitu sampah makro(kasat mata) dan mikro (tidak kasat mata).
Sampah makroplastik mempunyai ukuran yang jauh lebih besar dari sampah mikroplastik yang dapat menyebabkan potensi terjeratnya binatang laut yang berakibat pada luka, susah bergerak dan bahkan kematian pada binatang laut tersebut. Terlebih juga dapat membuat tumbuhan dan air laur tercemar. Sampah makro yang paling banyak ditemui di laut adalah botol minum plastik, sedotan plastik, dan kantong plastik.
Sampah mikroplastik adalah sampah makroplastik mempunya ukurang kurang dari 5 mm. Sampah mikroplastik ini berasal dari produk kecantikan, degradasi makroplastik, pakaian, furnitur, jaring ikan. Tidak hanya memberi dampak buruh pada biota laut saja, dalam jangkan panjang sampah mikroplastik ini juga dapat membahayakan kesehata manusia, hal itu terjadi karena manusia mengonsumsi biota laut tersebut. Hal tersebut memicu potensi pertumbuhan tumor, penghambat sistem imun, dan gangguan sistem reproduksi.
Kita tahu bahwasanya sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan ratusan tahun untuk terurai sempurna. Maka dari itu kita dapat melalukan pencegahan mulai dari diri kita sendiri yaitu pencegahan datang nya sampah dari darat dengan selalu menggunakan bahan non-plastik (daur ulang) seperti menggunakan tas belanja untuk membeli sesuatu, membawa botol minum saat beraktivitas di luar rumah, dan selalu menghemat listrik. Menurut saya hal-hal kecil tersebut bisa berdampak besar untuk laut kita.
https://unair.ac.id/dosen-unair-bicara-dampak-mikroplastik-terhadap-ekosistem-laut/